VIDEO SEKOLAH
Usaha yang tidak Sia-Sia
Jantung kami berdegup kencang. Kami semua menunggu, menunggu, dan menunggu di ruangan tersebut. Keramaian berubah menjadi keheningan. Hasilnya …
Di tengah libur panjang yang menyenangkan dan mengasyikkan, guru seni musik kami, Miss Dian, menyuruh kami untuk hadir ke sekolah. Ternyata Miss Dian memilih saya dan beberapa teman untuk mengikuti latihan untuk lomba paduan suara Dispora Tunas Petra Cup yang diselenggarakan atas kerja sama Dispora dan Tunas Petra.
Dengan semangat yang utuh, kami datang ke sekolah untuk berlatih. Oh ya, namaku Eunike Obidient. Saya adalah salah satu anggota paduan suara yang terpilih bersama dengan 29 teman yang lainnya. Lagu yang akan kami nyanyikan, yaitu Manuk Dadali dan Rayuan Pulau Kelapa. Untuk Manuk Dadali, kami akan menyanyikannya secara akapela, sementara Rayuan Pulau Kelapa akan kami nyanyikan dengan iringan piano yang dibawakan oleh teman kami, Stacy. Sedangkan guru kami akan menjadi konduktor atau dirijen.
Hari-hari pertama berjalan dengan baik, meskipun masih belum semua anggota bergabung dalam latihan. Bahkan 15 hari berlalu begitu cepat, semakin hari kami semakin mahir menyanyikan kedua lagu tersebut. Meski begitu, kami masih harus lebih meningkatkan kekompakan dan ketertiban kami. Ada banyak suka dan duka selama proses berlatih, mulai dari latihan menghafalkan nada yang sulit, hingga pemilihan busana. Namun, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Intinya kami berhasil menguasai lagu tersebut.
Tak terasa 3 Agustus sudah datang. Kami semua sangat bersemangat sekaligus gugup melihat para peserta dari sekolah lain. Namun saya selalu mengingat kata-kata Miss Dian selalu meyakinkan kami untuk percaya diri,”Kita di sini untuk menang, bukan melihat kemenangan orang lain. Biar saja mereka bagus, kita lebih bagus dari mereka.” Itulah kata-kata yang selalu memberi kami rasa percaya diri.
“Semangat ya! Pasti bisa! Sstt!” Begitu kira-kira bisikan kami semua ketika hendak memasuki panggung. Kami saling mengingatkan dan menyemangati satu sama lain agar dapat tampil maksimal. Di atas panggung, keringat dingin mulai mengucur. Jantung berdetak keras tiada henti. Namun pandangan kami hanya mengarah pada Miss Dian yang siap memberi aba-aba dengan gerakan tangannya. Kami mulai menyanyikan lagu pertama, Rayuan Pulau Kelapa. Setelah itu, kami mengubah formasi barisan dan menyanyikan lagu Manuk Dadali secara akapela. Tak terasa kami berhasil menampilkan kedua lagu dengan maksimal. Kami menuruni panggung dengan senyuman terlebar yang tidak pernah ada sebelumnya. Kami mengucapkan selamat satu sama lain, menang kalah urusan nanti. Yang pasti kami berhasil menampilkan yang terbaik.
Detik berganti menit, menit berganti jam, waktu berjalan begitu lama. Hingga tibalah saat yang kami tunggu-tunggu, pengumuman pemenang lomba. Pengumuman dimulai dari jenjang SD, SMP, lalu dilanjutkan dengan SMA.
Jantung kami berdegup kencang. Kami semua menunggu, menunggu, dan menunggu di ruangan tersebut. Keramaian berubah menjadi keheningan. Hasilnya…” SMP Kristen Petra 5!!” Begitu teriakan sang juri. Yap, kami mendapat juara harapan 1. Tidak sesuai harapan kami memang, tetapi setidaknya kami menyentuh salah satu piala yang terpajang di sana hehehe.
Setiap kerja keras, kemarahan, bahkan rasa stress yang pernah terjadi selama persiapanpun sirna seketika. Kini rona kebahagiaan dan sukacita terpampang jelas dalam raut wajah kami. Terima kasih untuk kemenangan ini. Terima kasih untuk kerjasama yang luar biasa.
Mari terus meraih prestasi, kawan!
Kemenangan Kami karena Penyertaan Tuhan
Langit begitu gelap. Matahari belum menampakkan sinarnya. Suasana begitu sunyi. Aku terbangun, penuh ketakutan dan kekhawatiran. Hatiku belum siap, mengingat hari ini adalah saatnya. Aku dan saudaraku harus berjuang, berlomba membawa nama sekolah tercinta kami, SMP Kristen Petra 5. Perlahan aku beranjak keluar, sembari mengingat apa yang sudah kupersiapkan semalaman. Tak lupa kupastikan, agar saudaraku juga mengingat apa yang sudah dipelajari. Kami pun segera bersiap.
Aku duduk termenung sembari menyandarkan kepalaku di kaca mobil. Aku diam, bingung, khawatir, bagaimana jika kami gagal? Bagaimana jika hal ini tidak sesuai harapan? Bagaimana jika….” Kak, kita sudah sampai,” kata Eunika. Ia membuyarkan lamunanku. Kami pun segera beranjak keluar dari mobil. Akhirnya kami sampai di SMA negeri 2, Surabaya.
Setibanya di dalam, kami harus melakukan daftar ulang dan mendapatkan tanda peserta. Kami sangat senang bisa bertemu dengan teman-teman kami yang juga menjadi peserta lomba, baik biologi, IPU, matematika, maupun fisika. Sebenarnya masih banyak bidang lomba yang lain, seperti ekonomi, robotik, kimia, dan lainnya. Kami harus menunggu beberapa lama sebelum pembukaan dimulai.
Jantung kami terus berdebar kencang. Makanan ataupun minuman yang dijual dalam bazar tak kami hiraukan. Acara pembukaan berlangsung agak lama sebelum terlihat para kakak OSIS berjejer membawa sebuah papan bertuliskan mata pelajaran yang dilombakan. Begitu MC menyuruh kami berbaris sesuai bidang lomba, kami segera baris dan mengikuti kakak OSIS yang membawa papan bertuliskan biologi untuk masuk ke dalam ruang kelas.
Suasana di dalam kelas terasa dingin bagiku. Para penjaga kelas membagikan map dan menyuruh kami untuk mengisi identitas di LJK. “Eh, kita doa dulu yuk,” ajak Eunika. Kami pun berdoa bersama. Karena kami sadar bahwa kami membutuhkan penyertaan Tuhan. Kriinggg!! Waktu dimulai, saatnya mengerjakan soal.
Seusai mengerjakan, kami keluar dengan wajah lesu. Soal yang lumayan sulit, namun kami bersyukur bisa mengerjakan semuanya dengan baik. Begitu lama kami menunggu sambil berbincang bersama teman-teman dan makan siang. Setelah lama kami menunggu, kami melihat beberapa orang membawa papan dan menempelkan beberapa lembar kertas. Kami pun terkejut karena seketika papan tersebut dipenuhi oleh para peserta. Itu pasti hasilnya! Kami harus bersabar menunggu hingga teman kami memberi kabar bahwa…..kami lolos ke babak berikutnya!! Teman kami Yoel dan Jason juga lolos pada babak berikutnya. Peringkat dua, tepat dibawah kami. Kemudian kami harus mengikuti babak kedua, QUIZ!!
Sebelum memulai, Eunika mengajakku ke tempat yang sepi untuk berdoa. Kami mengucap syukur atas penyertaan Tuhan dan kami sadar bahwa segala kepandaian berasal dari Tuhan saja. Setelah semenit, kami harus segera kembali ke ruangan lomba. Dalam quiz ini, dibagi menjadi 3 babak. Tiap babak diikuti oleh 3 tim yang akan saling bertanding dengan cara menjawab quiz dengan sistem cepat tepat. Tim yang barhasil menjawab mendapat nilai 10, namun jika salah menjawab poin dikurangi 5.
Kami pun mulai bertanding dengan kedua tim lawan. Dengan jantung yang masih berdebar, perlahan kami berhasil menjawab soal-soal dengan cepat dan tepat. Tak lama kemudian, penjaga ruangan mengumumkan bahwa kami lolos ke babak berikutnya. Kami pun keluar dengan penuh kesenangan. Ini adalah hasil yang membahagiakan sekaligus mengkhawatirkan. Pada babak berikutnya, hanya ada tiga juara yang diperebutkan. Perjuangan kami belum berakhir. Bersiaplah….untuk……melakukan………..lelang?
Babak terakhir ini tidak hanya melatih kepintaran, namun strategi dalam keuangan. Kami harus melakukan lelang untuk membeli soal sesuai dengan harga dan modal yang telah ditentukan. Sebelum perlombaan, kami kembali berdoa menaikkan syukur kami dan harapan kami. Kiranya semua ini berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan, apapun yang akan terjadi kedepannya.
Babak terakhir pun dimulai. Kamu segera melihat soal-soal yang ditampilkan dan menentukan mana yang harus kami beli dan mana yang tidak. Kami terus melakukan lelang dengan strategi menghemat modal, namun seiring waktu berjalan, kami harus mendapatkan soal yang banyak sebagai peluang poin yang akan didapat ketika berhasil menjawab soal tersebut. Setelah waktu lelang habis, kami menyadari bahwa kami lah yang memiliki sisa modal paling sedikit, namun itu setara dengan jumlah soal yang kami kumpulkan. 4 soal tidak terlalu buruk mengingat soal yang dijual hanyalah 30. Kemudian, kami diberi waktu untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Puji Tuhan karena kami berhasil menjawab soal-soal tersebut dengan mudah dan segera mengumpulkannya begitu selesai.
Sekeluarnya dari ruangan, kami melihat keluarga kami sudah menunggu. Matahari sudah mulai bersembunyi di balik awan. Langit berwarna merah muda pertanda hari sudah sore. Angin yang dingin berhembus. Udara begitu sejuk untuk dihirup. Kami begitu senang bisa sejauh ini. Tinggal menunggu untuk momen terakhir kami.
“Tes, tes,” suara orang memeriksa microphone membuatku tidak bisa diam di kursi. Mereka hendak mengumumkan pemenang lomba. MC mulai menaiki panggung, menyapa lapangan sekolah yang sudah begitu sepi. Tidak seramai sebelumnya. Tanpa bicara panjang, satu per satu mereka umumkan pemenang, dari tingkat SD, SMP, dan SMA, dimulai dengan bidang robotik. Jantungku berdegup sangat kencang. “Untuk pemenang lomba biologi tingkat SMP….” Aku tersentak kaget mendengar hal itu, rasanya hampir terjatuh dari kursiku. Juara 3, namaku tidak disebutkan. Aku semakin gelisah. Juara 2, dimenangkan oleh….teman kami, Yoel dan Jason! Kulihat mereka bersorak gembira, sementara rasa iri mulai menyelimuti hatiku. “Juara 1……” sekujur tubuhku gemetar. “Dimenangkan oleh…..” aku hanya ingin mendengar MC menyebutkan huruf “e” sebagai nama pemenang itu. “Eunika Obedient Djuwari……” YAAYYY!!! belum selesai MC berbicara, aku dan saudaraku bersama teman-teman ku sudah berlari menuju panggung. Sangat sulit bagiku untuk menutup mulut yang selalu tersenyum itu.
Kami pun naik ke atas panggung, kegembiraan menghiasi wajah kami yang sudah lesu. Seorang pria memberikan piala dan sertifikat beasiswa kepada kami dan juga teman kami. Kami berfoto sebentar sebelum orang tua kami mengajak kami pulang. Kami mendapatkan hadiah berupa uang pula. Sesekali kami kembali berfoto bersama teman dan guru kami, dan akhirnya kami berjalan keluar sekolah.
Hari yang melelahkan, namun penuh makna. Kami belajar satu hal, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Ia akan selalu menyertai kita, asal kita mau untuk disertaiNya dan bergantung penuh kepadaNya. Kemenangan membuat kami bahagia. Namun kemuliaan Tuhan yang sudah menyertai kami adalah yang nomor 1!
Paskahku, Hidup Baruku
Setelah kita semua terjebak dalam sebuah labirin yang sungguh luas dan bercabang-cabang, penuh tantangan dan bahkan mungkin membosankan, akhirnya sampailah kita di garis finish. Sebuah garis yang menyatakan gerbang kemenangan yang sudah siap untuk dibuka. Di sana terpancar kebahagiaan, seperti kebahagiaan atas sebuah pesta. Kami melihat kemeriahan pesta itu melalui berbagai lomba yang diadakan. Hari itu, sekolah kami tercinta, SMP Kristen Petra 5, melaksanakan perayaan Paskah. Hari Tuhan Yesus, Sang Juruselamat yang hidup, bangkit dari kubur setelah menebus semua dosa manusia dan menyelamatkan umatnya. Lomba-lomba itu diadakan untuk membantu para siswa mengembangkan semua talenta yang terpendam dalam diri mereka. Ada lomba karaoke bagi para siswa yang mempunyai talenta di bidang musik. Lomba membuat komik, poster serta menghias telur bagi para siswa yang berbakat di bidang kesenian. Bagi para siswa yang cerdas, tangkas, luwes dalam berbicara bisa berpatisipasi dalam lomba cerdas cermat dan membawakan firman. Sementara lomba cerpen diperuntukkan bagi anak-anak yang mempunyai cakap di bidang verbal.
Berbakti untukmu Negeri
Kami memang bukan para pejuang negeri dan kami juga bukan pahlawan revolusi. Tetapi kami hanyalah siswa-siswi yang berusaha berbakti pada negeri ini. Tidak banyak yang bisa kami lakukan, yang pasti menghargai dan turut ambil bagian dalam perayaan momen nasional bangsa ini.
28 Oktober merupakan hari peringatan Sumpah Pemuda. Kami, SMP Kristen Petra 5, mengadakan upacara untuk memperingatinya. Selain upacara, pada momen yang bersamaan pula, dilangsungkan pelantikan pengurus Osis, Icon sekolah, dan tim Persekutuan Doa untuk daur 2018-2019. Siswa-siswi yang terlibat di dalamnya adalah siswa-siswi yang bersedia mendedikasikan dirinya untuk terlibat aktif dengan sekolah. Sebelum dilantik, tentunya mereka telah menjalani beberapa rangkaian seleksi dan pembekalan. Siswa-siswi terbaiklah yang terpilih di dalamnya.
