“Apa itu takut untuk mencoba ya? Pokoknya perasaanku campur aduk,” itu adalah frasa yang menggambarkan perasaanku di hari itu.

Hai semuanya, saya Gracia dari Smp Kristen Petra 5, dan ini adalah pengalamanku.

Olimpiade IPA adalah olimpiade akademik pertama yang saya ikuti. Saya memutuskan untuk terjun ke dunia olimpiade akademik, karena saya merasa dan juga ingin dikenal berprestasi di bidang akademik

24 Oktober 2021 adalah hari dimana saya melaksanakan olimpiade tersebut.

Pada awalnya saya merasa sangat ragu karena saya tidak mempunyai pengalaman olimpiade di bidang akademik. Hal yang terlintas di pikiran saya kala itu adalah bagaimana saya harus menggunakan logika dengan cepat dan tepat. Mengingat soal-soalnya berupa pilihan ganda dan soal rebutan, saya tidak ada persiapan sama sekali dikarenakan kegiatan sekolah yang sangat padat pada hari hari menjelang olimpiade tersebut dilaksanakan

Sebelum olimpiade dimulai saya berkata dalam hati, “Gagal bukan berarti akhir, karena kamu baru aja mulai. Jadi jangan putus asa karena masih banyak olimpiade lain yang bisa kamu ikutin kalau kamu gagal.” Saya hanya bisa terus-terusan meyakinkan dan menguatkan diri saya sendiri.

Tibalah waktu di mana olimpiade itu dimulai. Saya sedikit terkejut karena soal tersebut bisa saya jawab dengan cepat, walaupun saya tidak ada persiapan sama sekali. Saya hanya terus menjawab soal tersebut dan segera mengumpulkannya.

Selang beberapa waktu saat semua usai mengumpulkan, diumumkan nama-nama yang berhak melanjutkan ke babak final, di saat itu saya sudah merasa pasrah karena saya hanya menjawab dengan cepat namun belum tentu tepat.

Tetapi yang lebih mengejutkan bagi saya, saya dinyatakan masuk ke babak final dengan nilai yang cukup tinggi. Di situ saya hanya bisa bersyukur kepada Tuhan dan mulai berpikir tentang belajar untuk babak final.

Namun, semua jadwal belajar yang saya rencanakan seketika hilang. Babak final dilaksanakan 1 jam setelah pengumuman dan saya tidak membawa buku dan perlengkapan belajar lainnya. Di situ saya hanya bisa kembali pasrah dan berkata kepada diri saya sendiri, “Kalau gagal gapapa jadiin pengalaman aja. Masuk final di olimpiade IPA udah hebat banget.”

Pada saat final berlangsung, saya sedikit culture shock karena soal yang diberikan berbanding jauh sekali dengan soal yang diujikan  saat penyisihan. Saya hanya bisa pasrah dengan keadaan.

Setelah saya mengerjakan soal final saya hanya mengeluh, “Kayaknya passion ku bukan di ipa deh.” Tetapi, saya mencoba menghilangkan kata-kata tersebut dari benak saya dan tetap sabar menunggu hasil.

Tak lama kemudian hasilnya keluar. Saya hanya berkata di dalam hati saya, “Jangan kecewa dengan hasilnya.” Saya akhirnya memberanikan diri untuk membuka hasil pengumuman.

Tanpa disangka-sangka, saya akhirnya mendapatkan medali emas atau posisi pertama. Saya sangat amat bersyukur dan tidak menyangka bahwa saya bisa mendapatkan gelar medali emas.

Dari olimpiade ini juga saya bisa belajar bahwa tidak ada salahnya mencoba hal yang baru. Mencoba tidak akan membuat kita rugi, sebab justru membuat kita bisa mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.

Semoga cerita saya bisa memotivasi teman-teman semua untuk tidak takut mencoba hal baru. Demikian pengalaman saya di olimpiade akademik pertama saya. Thank you and God bless.(Nelson Immanuel, Gracia Victoria )

English
Excellent Life Skills
Joining PPPK Petra Programs

SMP KRISTEN PETRA 1